Thursday, 23 June 2016


Alhamdulillah, kita sudah memasuki pertengahan Bulan Ramadhan dan sebentar lagi memasuki 10 hari terakhir. Fenomena yang biasanya terlihat adalah adanya progress / kemajuan dalam shaf jama'ah solat. Maksudnya adalah shaf-nya makin maju, karena jama'ahnya berkurang. Wkwkwk..

Ramadhan adalah bulan tarbiyyah atau pendidikan. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mendidik diri kita dan anak-anak kita untuk memiliki kebiasaan shalat berjama'ah di masjid, terutama untuk anak laki-laki.
Kita bertanggungjawab mengajarkan anak untuk sholat, karena itu merupakan salah satu amanah yang sangat penting dan berat bagi orang tua. Mengajar dan mendidik anak untuk sholat tidak semudah kita mengajarkan ABC atau 123.
Realitas yang terjadi sekarang adalah, anak sangat susah apabila disuruh solat, dan lebih memilih bermain gadget atau menghabiskan waktunya di warnet.
Kenapa hal itu terjadi? Tanyakan pada diri anda sendiri, atau pada rumput yang bergoyang.

Berikut, beberapa hal yang harus dilakukan untuk membiasakan shalat pada anak.

1) Ibu bapak teladan yang baik.
Ibu bapak ialah teladan yang terbaik dan terdekat untuk diikuti oleh anak. bapak yang slalu pergi ke masjid, dan mama-nya yang slalu siap, ketika mendengar adzan dan mengatakan pada anak untuk sholat berjema'ah merupakan cara yang paling efektif untuk membiasakan shalat pada anak.
Jangan pernah menyuruh anak untuk shalat, sedangkan kita masih asyik menonton televisi atau mengerjakan hal yang lain, karena itu akan menjadi alasan bagi anak untuk menolak perintah tsb. Ajaklah anak bersama anda untuk mengerjakan sholat secara berjama'ah.

Kebiasaan shalat harus dimulai sejak dini, bahkan ketika bayi masih dalam kandungan atau baru lahir.
Untuk umur anak 0 – 2 tahun, wujudkan suasana yang shaleh shalehah.
Biarpun anak-anak ketika kecil, belum faham dan mengerti, tapi lingkungan yang islami akan menjadikan suasana biasa. Dia terbiasa melihat ibu dan bapaknya shalat tepat waktunya, shalat berjama'ah, dan tau tentang adzan dan mendengarkan bacaan ayat-ayat al-qur’an. Berkata-lah dengan kata menyenangkan dan juga bercerita dengan sianak, contohnya ”Tunggu di sebelah Ayah / ibu  ya nak, Ibu mau shalat.” Atau bisa juga ”Terima kasih anakku sayang karena telah tunggu Ayah/ibu shalat.”

Ajaklah anak anda ketika berumur anak  2 – 3 tahun.
Kita sebagai ibu dan ayah tidak perlu merasakan jenuh untuk slalu mengajak anak shalat. Biarpun mereka tidak biasa dengan ajakkan kita. Walau mereka hanya mendengarkan dan tiada mengikuti, teruslah menyebut tiap kali kita mau shalat. ”yukk ikut Ummi/Abi shalat!”

Untuk anak umur 4 – 6 tahun – tanamkan kepada anak tentang buat apa kita shalat?
Telah tiba waktunya buat ibu ayah berkisah tentang pentingnya shalat pada anak anda. Mengajarkan anak lewat dongeng atau cerita, bisa memberi gambaran yang bagus dan jelas pada anak. Katakan pada anak-anak secara sering tentang masjid. Ajaklah anak ke masjid. Kenalkan ahklak adab-adabnya, shalat jama'ah, hubungan sosial masyarakat dengan jama'ah yang lain dan lain sebagainya. 
Kepada umur ini pula ibu ayah telah bisa mengantar anak ke TK Islamiyah yang mengajarkan anak tentang shalat biar anak lebih mengerti dan senang untuk shalat.

Untuk Umur 7 – 9 tahun – Penekanannya dan tanggungjawab.
Ini merupakan tahun pengokohan bagi dasar shalat untuk anak. Ibu dan ayah telah menunjukkan teladan, ajakan dan pemahamannya dari  sejak lahir. Masa ini anak seharusnya telah tau apa saja yang penting dikerjakan ketika adzan, cara mengambilkan air wudhu, gerakan shalat dan bacaannya di dalam shalat.
Biarpun belum lancar dan tidak cermat, setidak-nya anak telah ada dasar. Ketika mencapai umur 9 tahun, ibu dan ayah harus mulai sedikit tegas dan selalu ingatkan anak untuk shalat.

Untuk  umur 10 tahun ke atas – berikan Denda dan hukumannya.
Dalam hadist bab shalat, Nabi muhammad Saw membenarkan kita untuk memukul mereka yang tidak shalat ketika anak mencapai umur 10 tahun. Namun sebelum ayah ibu memukul, apakah kita sudah memberikan pengertian serta teladan yang baik buat anak? 
Tidak mudah untuk ibu dan ayah menjatuhi hukuman dan memukul anaknya. senantiasa kita Semoga menjadi pemimpin yang adil dalam menentukan hukuman dan denda terhadap anak-anak.

2) Cipatakan suasana masjid yang nyaman buat anak.
Bisa jadi, tidak betahnya anak di masjid, dikarenakan perilaku orang-orang dewasa yang selalu memarahi dan membentak mereka apabila bercanda di masjid.
Kita mesti memahami usia anak-anak yang masih senang bermain. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana yang nyaman di masjid bagi anak. Sediakanlah area bermain dekat masjid agar anak-anak senang berlama-lama di masjid dari pada di warnet atau bermain Gadget.

3) Yang terakhir Doa
Mungkin anda pernah mendengar kisah seorang bapak yang mengeluh kepada seorang ustadz tentang anak-nya yang sangat susah diajak shalat.
Sang ustadz pun kemudian menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke salah satu sahabatnya yang merupakan orang biasa (bukan orang yang ahli agama).
Sang Ustadz pun mengobrol dengan sahabatnya tsb. Tak terasa waktu sudah memasuki ashar dan kemudian terdengar suara adzan dari masjid. Tak lama kemudian, anak laki-laki sahabat ustadz itu pun keluar dan mengajak ayahnya untuk sholat. Ustadz pun kagum pada anak sahabatnya itu. Walaupun masih kecil, namun sudah rajin shalat berjama'ah.
Selesai shalat, sang ustadz bertanya kepada sahabatnya tentang cara dia membiasakan shalat pada anaknya. Diapun menjawab tak tahu persisnya, namun dia yakin bahwa itu semua karena dia selalu mengamalkan do'a Nabi Ibrahim As dari sejak anaknya masih dalam kandungan bahkan dari sejak dia baru menikah dengan istrinya.
Doa itu berbunyi :


Luar biasa! itulah kekuatan Do'a!


Wallau'alamu bishowab..

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!