Saturday 25 January 2014

Pengendalian Diri


Seekor ular masuk ke dalam tempat kerja seorang tukang kayu, setelah ia kian kemari mencari mangsa di sore hari.

Sudah menjadi kebiasaan tukang kayu itu meninggalkan sebagian alat-alat kerjanya di atas sebuah meja. Di antaranya ada sebuah gergaji.

Di tengah-tengah pencariannya ke sana sini, tubuhnya lewat di atas sebuah gergaji. Hal itu membuat kulitnya sedikit terluka. Ular itu jadi kesal. Sebagai bentuk balasan ia dengan segera mematuk gergaji dengan kuat. Dia berusaha menggigitnya. Perbuatan itu justru membuat darah mengalir dari mulutnya.

Ular itu tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Dia berkeyakinan gergaji itu menyerangnya. Dia merasa bahwa dirinya pasti mati. Tapi ia tidak ingin mati begitu saja. Harus ada perlawanan akhir yang mengerahkan seluruh kemampuan. Tidak boleh menyerah begitu saja.

Lalu ia melilit gergaji itu sekuat-kuatnya. Dia berusaha melumat gergaji dengan kekuatan badannya.

Ketika tukang kayu bangun di pagi hari ia melihat gergajinya. Dan di sampingnya ada ular yang sudah mati. Tidak ada penyebabnya selain marah dan emosinya.

Pelajaran:

Kadang-kadang di saat marah, kita berusaha untuk melukai perasaan orang lain. Setelah semua berlalu dan kesempatan telah tiada kita baru tahu bahwa yang kita lukai sebenarnya diri kita sendiri.

Oleh karena itu, kemarahan itu adalah setan yang menguasai akal kita. Dia mengendalikan perasaan kita yang membuat perkataan dan perbuatan kita bagaikan orang tak waras. Hingga kita tidak menyadari apa yang kita ucapkan dan lakukan ketika marah.

Sudah sepantasnya kita ikuti tuntunan Rasulullah di saat marah. Kita ucapkan istighfar, kemudian kita merubah posisi supaya bisa mengendalikan emosi. Kalau perlu pergi berwudhu' mendinginkan anggota tubuh dan perasaan. Kalau belum juga teredam, shalat sunat dua rakaat dan baca al Qur'an serta tadabburi.

Bila cara seperti itu belum juga bisa membendung kemarahan, waspadailah kalau-kalau kita bukan kesetanan lagi. Tapi sudah berubah menjadi setan sebenarnya. Karena setan justru marah bila dibacakan ayat al Qur'an.

Di awal rasa marah itu muncul seseorang harus mengendalikan dirinya. Kalau tidak, ia akan kehilangan kewarasan hingga akhirnya tidak mampu menguasai diri.

Betapa banyak rasa marah sesaat yang mengakibat penyesalan seumur hidup. Bahkan penyesalan sampai ke akhirat.
Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari rasa marah yang mengalahkan kemampuan akal untuk menguasai diri. Lebih penting dari itu, semoga Allah menyelamatkan kita dari segala yang menyebabkan kemarahan.

http://www.pkspiyungan.org/2014/01/mengendalikan-diri.html

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!