Friday 27 December 2013







"Tuliskan rencanamu dengan sebuah pensil, tapi berikan penghapusnya kepada Allah. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah dan menggantikannya dengan rencana-rencana yang indah".

Sejatinya setiap manusia itu memiliki cita-cita dan harapan, iya kan?. Namun kebanyakan kita-kita tidak pernah membawa cita-cita dan harapan tersebut pada Allah. Akibatnya cita-cita hanyalah sekedar cita-cita dan harapan pun demikian. -Jadi harus gimana atuh?-. ya bawa dong ke Allah!. -udah ko sering ngedo'a tiap habis sholat!-.
Secara SOP ya memang demikian, kita diperintahkan untuk meminta hanya kepada-Nya, jangan ke yang lain!. Tapi kan gak ada salahnya kita tunjang doa-doa kita itu dengan cara yang lebih bisa membuat kita terkontrol untuk berada dalam jalur yang benar dalam meraih hal yang kita cita-citakan, salah satunya dengan menuliskannya pada selembar kertas sehingga menjadi pengingat bahwa kita memiliki target seperti apa yang tertulis di
dalamnya. Dengan membuat proposal hidup tujuan kita akan lebih terarah. kita akan memiliki acuan tentang apa yang harus kita lakukan karena kita memiliki dorongan untuk mencapai target-target yang kita inginkan sesuai dengan apa yang kita tulis dalam proposal hidup kita kan? bener gak?.
Berikut ini adalah proposal hidup yang saya buat.

Latar Belakang
(AL-Hasyr:18)
  يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ لْتَنْظُرْ نَفْسٌ ما قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعْمَلُونَ 
“Yaa Ayyuhalladziina aamanuttaqullaaha waltandzur nafsummaa qoddamat ligod. Wattaqullaaha innallaaha khobiirummbimaa ta’maluun”
“Wahai orang-orang yang beriman!. bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan apa yang telah dan akan kita perbuat untuk hari esok. Oleh karena itu, segala hal dan setiap apa yang kita lakukan harus berdasarkan perencanaan. Perencanaan yang kita lakukan harus mempertimbangkan kebaikan kita untuk hari esok (masa depan; dalam ayat ini untuk hari akhirat). Begitu pula dengan kehidupan kita, harus berdasarkan perencanaan yang matang. Mencakup Karir masa depan, mulai dari kapan lulus kuliah, mempunyai bisnis sendiri, menikah sampai menjelang ajal. karena ada sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa “gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan”. Saya tidak mau kehidupan saya berakhir dengan kegagalan.
Saya serahkan proposal hidup saya kepada Allah, biarlah Allah yang akan mendanai dan menentukan masa depan saya. Akhirnya, saya memohon kepada Allah SWT., agar perencanaan ini berjalan sesuai dengan rencana. Aamiin.

PROPOSAL MASA DEPAN MUKHAMAD RIDWAN
Ada 5 gelar yang saya ingin menyemat kepada diri saya di masa depan nanti:
1. AlHafidz : Tekad saya sebagai seorang hafidz qur’an 30 Juz.
2. Guru besar: di masa depan saya meraih gelar Profesor dan Doktor.
3. Ulama Inspirator: Memiliki sebuah pesantren terpadu, sekaligus memiliki lembaga training yang menginspirasi perubahan pada banyak individu.
4. Penulis Produktif: Saya menelurkan banyak karya tulis produktif yang menginspirasi perubahan.
5. Pengusaha Sukses : Untuk penghidupan saya berharap menggantungkan diri dari bisnis, bukan dari menjadi guru atau yang lain. Sehingga aktivitas saya sebagai guru dapat menjadi lahan amal. Saya akan memiliki korporasi bisnis, meliputi taman belajar, lembaga pendidikan, bisnis kuliner dan lainnya.
Pada tahun 2013
Menjadi lulusan UNTIRTA jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan predikat sangat baik dan Hafidz qur’an 2 juz.
Pada tahun 2014-2015
Dengan beasiswa yang saya dapatkan, saya melanjutkan S2. Sambil melanjutkan pendidikan S2, saya akan menikah. Istri saya adalah seorang wanita sederhana dari keluarga harmonis yang biasa-biasa saja. Dia cantik namun natural, solehah, faham tentang bagaimana caranya mendidik dan membina walaupun tidak harus berprofesi sebagai guru. Seorang murobiyyah yang mengelola kelompok halaqah. Usianya lebih muda 1 tahun atau seumuran atau lebih tua 1 tahun dari saya. Kemudian saya dan istri mulai merintis bisnis di bidang fashion.
Pada tahun 2016
Istri saya sudah melahirkan seorang anak (perempuan atau laki-laki, terbaik menurut Allah). Saya telah menjadi guru di suatu sekolah, di tempat tersebut saya akan mengabdikan diri. Selain menjadi guru di sekolah, malamnya mengajar ngaji bagi anak-anak kampung. Waktu yang kosong saya manfaatkan untuk menghafal qur’an. Waktu senggang yang lain untuk menulis buku yang inspiratif. Saya juga mulai menabung untuk naik haji.
Pada tahun 2017
usaha yang saya rintis berhasil dan menjadi pengusaha sukses. dari hasil usaha, saya mampu bersedekah sebanyak 1 juta perbulan dan kemudian membeli rumah.
Pada tahun 2018 – 2019
mempunyai rumah pribadi. Berlantai 2, dan mempunyai taman yag luas. Kemudian Istri saya melahirkan anak yang kedua.
Pada tahun 2020-2030
Saat itu saya telah memiliki keluarga sakinah mawaddah wa rahmah dengan 1 istri dan 5 anak yang hafidz dan hafidzah (2 Laki-laki dan 3 perempuan) Saya juga memiliki 20 anak asuh di rumah sederhana yang saya bangun, rumah yang tidak megah, namun nyaman dan asri dipenuhi keceriaan para penghuninya.
Saya akan membangun sebuah pesantren modern. Saya telah dikenal sebagai seorang imam AlHafidz. Selain itu aktif sebagai Inspirator motivator, dan tetap produktif menulis.
Saya telah memiliki
korporasi bisnis.
Pada tahun 2030-2039
Impian saya yang terpendam untuk keliling berbagai Negara. Saya akan bertualang bersama istri dan anak-anak saya ke Baghdad, Palestina, Mesir, Turki, Spanyol, dan negara-negara di seluruh dunia.
Pada tahun 2040
Daulah Khilafah Islamiyyah, Negara Islam yang dinantikan itu telah berdiri
Saya akan membangun komplek yang berisi rumah sakit, pesantren modern, panti asuhan, masjid, markas dakwah, hotel, dan taman rekreasi ilmiah.
Saya telah menjadi guru besar di
sebuah universitas sekaligus ulama yang memiliki kemampuan ijtihad.
Pada tahun 2050
Saya mati syahid dalam sebuah pertempuran fisabilillah dalam umur 61 tahun disaksikan dengan bangga oleh istri dan anak saya.
Sekian.

Tuliskan rencanamu dengan sebuah pensil, namun berikan penghapusnya kepada Allah..
Karena Dia yang akan menghapus bagian yang salah dan menggantinya dengan yang terbaik untukmu..
Rencanakan kehidupanmu dan laksanakan apa yang menjadi keinginanmu, namun tentang hasilnya berserah dirilah kepada Allah.. Karena Dia Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untukmu, andai keinginanmu baik untuk masa depanmu Allah akan memberikan, namun bila tidak baik Insya Allah Dia akan menggantinya dengan yang terbaik untukmu..
Ya Allah andai keinginanku Engkau kabulkan,
beri aku rasa syukur untuk menerima hal yang baik atas diriku, jangan Engkau lalaikan diriku dari mengingat-Mu..
Andai keinginanku bukanlah yang terbaik untukku
, berikan aku ketenangan untuk menerimanya, keberanian untuk mengubahnya dan kebijaksanaan untuk melakukannya agar Engkau menggantikan yang terbaik untukku..

Aamiin.. Semoga menginspirasi dan memotivasi dalam kebaikan.
Ini Planningku.. Mana Planningmu??

Monday 25 November 2013

Jatuh Cinta pada Sebuah Nama: Cahaya Senja

Aku jatuh cinta? Ya, Aku jatuh cinta pada sebuah nama; Cahaya Senja.
Benih - benih cinta itu mulai tumbuh sekitar dua tahun yang lalu, lebih tepatnya pada tanggal 28 November 2011. Hari itu adalah hari kelahiran keponakanku (Putri dari Kakakku) yang diberi nama oleh Ayahnya, Cahaya Senja, karena lahirnya memang pada waktu senja. Sejak saat itu aku jatuh cinta. Jatuh cinta pada sebuah nama. Cahaya Senja. Sejak saat itu pula, setiap hari Aku selalu menantikan sebuah momen munculnya cahaya itu, untuk kuabadikan dalam gambar ataupun hanya dalam ingatanku. Sungguh, sebuah ciptaan yang mempunyai selera dan nilai seni yang tinggi. Dan sungguh, setiap kali manusia memikirkan sebuah penciptaan, pasti akan muncul rasa kagum dan tunduk kepada ke-maha-besaran zat yang menciptakannya, yaitu Tuhan. Kuteringat pada sebuah sabda utusan-Mu. “Sesungguhnya Tuhan itu indah dan menyukai keindahan”.


Cahaya Senja. Nama yang sederhana namun syarat akan makna. Penuh filosofi.
Cahaya Senja adalah cahaya matahari sejenak sebelum tenggelamnya di ufuk barat. Cahayanya yang berwarna merah, jingga dan kuning keemasan memancarkan keindahan, kewibawaan, dan keanggunan. Cahayanya singkat, namun sangat memikat. Cahaya Senja juga adalah persembahan penghabisan dari matahari sesaat sebelum tenggelam. Dengan kata lain, seperti ungkapan Chairil Anwar; Sekali berarti sudah itu mati. Ya, berikan selalu yang terbaik dari dirimu dalam hidup ini, setelahnya barulah kamu boleh meninggalkan dunia ini dengan senyuman.
Dalam ungkapan yang lebih sederhana, Cahaya Senja adalah lambang keindahan dan kefanaan. Kefanaan bukanlah aib atau kelemahan, bukan pula sesuatu yang patut diratapi. Kefanaan adalah keniscayaan hidup di dunia. Dan hendaklah hal ini selalu disadari oleh setiap manusia.
Berbicara tentang kefanaan, tentang matahari terbenam, kedua hal tersebut berhubungan dengan satu hal yang pasti dialami oleh seluruh makhluk yang bernyawa. Yaitu kematian. Kematian bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Mati itu keniscayaan. Hidup-matinya manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, Sang Pencipta. Kita harus siap kapan saja Tuhan mau mengambil nyawa kita, menerima dengan ikhlas, tanpa protes, dan kalau perlu disambut dengan syukur dan suka cita.

Cahaya Senja dapat pula dijadikan symbol kehangatan dan cinta. Ketika senja, matahari telah kehilangan teriknya. Pada saat itu, setiap orang dapat melihat matahari secara langsung tanpa harus mengejapkan mata. Selama beberapa menit, setiap orang dapat menikmati semburat warna-warni indah di langit barat. Merah, jingga, kuning keemasan. Jika ada awan, akan muncul pula nuansa kelabu dan keungguan. Pada saat itu, hati siapakah yang tidak merasakan hangatnya cinta Tuhan? Hati siapakah dengan bodohnya masih tega menyimpan dendam?


Friday 15 November 2013

Qiyamul Lail adalah Senjata bagi Aktivis Islam


Bacalah kisah – kisah islam masa lalu, betapa qiyamul lail menjadi senjata ampuh untuk melawan musuh – musuh islam. Semisal kisah Shalahudin Al-Ayyubi. ia tahu bahwa qiyamul lail adalah senjata ampuh di perang dan tidak ada tandingannya. Karena itu, jika ia berjalan melewati kemah anak buahnya pada malam hari dan melihat tidak ada yang mengerjakan qiyamul lail di dalamnya, maka ia membangunkan mereka dan memarahi mereka, dengan berkata, “saya khawatir, kita diserang musuh malam ini dari kemah ini.” Atau bacalah kisah Sultan Muhammad Al Fatih (30 Maret 1432 – 3 Mei 1481). Seorang panglima Perang yang menaklukkan benua Eropa yang saat itu adalah seorang pemuda berusia 21 tahun,. Ia merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu’ setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di ‘Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).
Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.
Kejayaan dan kesuksesan hidup ia telah raih di usia yang begitu muda. Ia-pun dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Sultan Al Fatih diperoleh berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium , Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.
Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya (tahajud). Qiyamul lail itu kebutuhan utama setiap orang muslim. Apalagi, bagi aktivis islam dan pengemban amanah agama yang berat; dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, jihad, dan menyerukan kebenaran. Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-Quran, yang artinya,
“Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk shalat) di malam hari kecuali sedikit (darinya). (Yaitu) seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua. Dan bacalah Al-Quran dengan perlahan-lahan. “(Al-Muzzammil: 1-4)
Kenapa Allah memerintahkan kita untuk Qiyamul lail? Pertanyaan ini dijawab dalam lanjutan surat Al-Muzzammil ayat 5.
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat”
Kami (Allah) akan memberikan kepadamu amanah yang sulit, beban yang berat, dan perintah – perintah yang membutuhkan tekad kuad dan semangat tinggi. Siapa sih yang yang mampu mengerjakan tugas-tugas dakwah, tarbiyah, amar ma’ruf nahi munkar dan jihad, tanpa bekal yang bisa ia gunakan dalam perjalanannya mengemban tugas tersebut? Tanpa bekal, sudah barang tentu perjalanannya akan terhenti di tengah jalan. Oleh karena itu Allah menyediakan bagi kita qiyamul lail sebagai bekal dan juga sebagai sekolah bagi kita untuk menimba ilmu dalam mengemban tugas – tugas dakwah tersebut.
Ketahuilah wahai aktivis islam, Qiyamul lail adalah sarana untuk mentarbiyah diri dan berkenalan dengan Tuhannya. Qiyamul lail adalah sarana untuk belajar khusuk, tunduk, merendahkan diri dan bertaubat kepada Allah ta’ala. Ketundukan anda pada malam hari adalah kunci kebesaran anda di siang hari. Sujud anda pada malam hari adalah jalan kemuliaan anda pada siang hari, senjata kemenangan anda atas musuh – musuh anda, rahasia kesuksesan anda di dakwah dan jihad anda.
Selamat mencoba..
Wallahu’alam..

Tuesday 5 November 2013

Tadabur QS Ali Imran Ayat 190-191


Bismillah,.
Melihat kekuasaan dan keagungan Allah SWT bukanlah perkara yang sulit. Di alam raya ini tak terhitung banyaknya tanda - tanda yang menunjukan hal itu. Semuanya dapat kita saksikan dengan mata dan kita indra dengan anggota-anggota tubuh yang lain. bahkan pada diri kita sendiri pun luar biasa banyaknya tanda kekuasaan Allah jika kita mau memikirkannya. Ayat - ayat berikut ini, yakni ayat 190 dan 191 surah Ali 'Imran, mengingatkan kita ihwal tanda - tanda kekuasaan Allah di alam ini dan perihal mereka yang memikirkannya.

Saya pertama kali mendengar ayat ini ketika menjadi panitia di acara seleksi MTQ Mahasiswa Nasional tingkat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ketika itu, salah seorang peserta seleksi MTQ, yaitu Imam Abu Hafaz membawakan ayat ini.
Tergugah dengan lagunya yang sangat menyentuh, kurekam bacaan tersebut dengan handphone yang kupunya. Kudengar berulang – ulang rekaman ini, hingga akhirnya aku membuka surat ini, Al-Imran ayat 190-191.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.3:190-191)

Aku baca berulang – ulang ayat tersebut beserta artinya, sungguh sangat terasa indah dan menyadarkan hati sanubariku. Ayat tersebut menyebutkan salah satu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya yang terbentang di alam semesta. Dalam ayat ini, Allah menyuruh manusia untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Langit adalah yang menaungi kita. Menakjubkan siang harinya dengan berbagai awan germawan, dan mengharukan malam harinya dengan berbagai bintang gemintang.
Bumi adalah tempat kita berdiam, penuh dengan aneka keganjilan. Makin diselidiki makin mengandung rahasia ilmu yang belum terurai. Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat tertib. Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup. Semua bergerak menurut aturan.

Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa. Kadang-kadang malam terasa panjang dan sebaliknya. Musim pun silih berganti. Musim dingin, panas, gugur, dan semi. Demikian juga hujan dan panas. Semua ini menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir. Bahwa tidaklah semuanya terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT. Orang yang melihat dan memikirkan hal itu, akan meninjau menurut bakat pikirannya masing-masing. Apakah dia seorang ahli ilmu alam, ahli ilmu bintang, ahli ilmu tanaman, ahli ilmu pertambangan, seorang filosofis, ataupun penyair dan seniman. Semuanya akan terpesona oleh susunan tabir alam yang luar biasa. Terasa kecil diri di hadapan kebesaran alam, terasa kecil alam di hadapan kebesaran penciptanya. Akhirnya tak ada arti diri, tak ada arti alam, yang ada hanyalah Dia, Yang Maha Pencipta. Di akhir ayat 190, manusia yang mampu melihat alam sebagai tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya, Allah sebut sebagai Ulil Albab (orang-orang yang berpikir).

Dalam ayat 191, diterangkan karakteristik Ulil Albab, yaitu selalu melakukan aktivitas dzikir dan fikir sebagai metode memahami alam, baik yang ghaib maupun yang nyata. Dzikir, secara bahasa berasal dari kata dzakara , tadzakkara, yang artinya menyebut, menjaga, mengingat-ingat. Secara istilah dzikir artinya tidak pernah melepaskan Allah dari ingatannya ketika beraktifitas. Baik ketika duduk, berdiri, maupun berbaring. Ketiga hal itu mewakili aktifitas manusia dalam hidupnya. Jadi, dzikir merupakan aktivitas yang harus selalu dilakukan dalam kehidupan. Dzikir dapat dilkukan dengan hati, lisan, maupun perbuatan. Dzikir dengan hati artinya kalbu manusia harus selalu bertaubat kepada Allah, disebabkan adanya cinta, takut, dan harap kepada-Nya yang berhimpun di hati (Qolbudz Dzakir). Dari sini tumbuh keimanan yang kokoh, kuat dan mengakar di hati. Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama Allah dengan lisan. Misalnya saat mendapatkan nikmat mengucapkan hamdalah. Ketika memulai suatu pekerjaan mengucapkan basmalah. Ketika takjub mengucapkan tasbih. Dzikir dengan perbuatan berarti memfungsikan seluruh anggota badan dalam kegiatan yang sesuai dengan aturan Allah.

Fikir, secara bahasa adalah fakara, tafakkara yang artinya memikirkan, mengingatkan, teringat. Dalam hal ini berpikir berarti memikirkan proses kejadian alam semesta dan berbagai fenomena yang ada di dalamnya sehingga mendapatkan manfaat daripadanya dan teringat atau mengingatkan kita kepada sang Pencipta alam, Allah SWT. Dengan dzikir manusia akan memahami secara jelas petunjuk ilahiyah yang tersirat maupun yang tersurat dalam al-Qur’an maupun as-sunnah sebagai minhajul hayah (pedoman hidup). Dengan fikir, manusia mampu menggali berbagai potensi yang terhampar dan terkandung pada alam semesta. Aktivitas dzikir dan fikir tersebut harus dilakukan secara seimbang dan sinergis (saling berkaitan dan mengisi). Sebab jika hanya melakukan aktivitas fikir, hidup manusia akan tenggelam dalam kesesatan. Jika hanya melakukan aktivitas dzikir, manusia akan terjerumus dalam hidup jumud (tidak berkembang, statis). Sedangkan, jika melakukan aktivitas dzikir dan fikir tetapi masing-masing terpisah, dikhawatirkan manusia akan menjadi sekuler.

Bagi Ulil Albab, kedua aktivitas itu akan berakhir pada beberapa kesimpulan:
1.    Allah dengan segala kebesaran dan keagungan-Nya adalah pencipta alam semesta termasuk manusia.
2.    Tiada yang sia-sia dalam penciptaan alam.Semua mengandung nilai-nilai dan manfaat.
3.    Mensucikan Allah dengan bertasbih dan bertahmid memuji-Nya.
4.    Menumbuhkan ketundukan dan rasa takut kepada Allah dan hari Akhir.
     
      Wallahu a’lamu bishowab. Semoga bermanfaat.
        
REFERENSI
Al-Quran dan terjemahannya, Departemen Agama RI
\http://mentoring98.wordpress.com/2008/08/06/32-tadabur-ayat-qs-ali-imran-190-191/



Monday 21 October 2013

MANAJEMEN ORGANISASI DALAM Al-QURAN



إن الله يحب الذين يقاتلون في سبيله صفا كأنهم بنيان مرصوص
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash Shaff :4)
Mungkin anda sudah sering mendengar atau membaca literature tentang bagaimana mengelola sebuah organisasi dari artikel-artikel para pakar yang ahli di bidangnya. Namun, sebagai seorang muslim, tentu kita harus berpedoman kepada Al-Quran, karena ajaran Al-Quran bersifat syumul (sempurna) yaitu mencakup semua bidang, termasuk dalam berorganisasi (berjama’ah).
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu kata “manus” yang berarti tangan dan “agere” yang berarti melakukan. Kemudian kedua kata itu digabung menjadi kata kerja “managere” yang berarti manangani. Dalam bahasa Inggris, kata managere tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk kata kerja sehingga menjadi to manage dengan kata benda management, yang dalam bahasa Indonesia berarti pengelolaan.
Sedangkan, kata organisasi berasal dari kata organon yang menurut bahasa Yunani berarti alat. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi yaitu seperti uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kata manajemen, memang tidak ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadits secara langsung. Akan tetapi prinsip-prisip manajemen, seperti yang tercantum dalam definisi tentang manajemen, sangat banyak dijelaskan dalam Islam. Dalam pandangan Islam segala sesuatu harus dikerjakan secara baik, teratur dan benar. Segala prosedur yang telah ditetapkan harus diikuti secara benar dan sesuatu tidak bisa dikerjakan secara sembarangan. Itulah beberapa prinsip utama yang diajarkan dalam Islam ketika mengerjakan sesuatu, seperti yang disabdakan Rasulullah saw. Berikut.

إِنَّ الله يُحِبَُ إِذًا عَمِلَ أَحَدُكُمُ الْعَمَلَ أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرانى)
Artinya: “Sesungguhnya Allah senang jika seseorang di antara kamu mengerjakan suatu perbuatan lalu dia mengerjakannya secara sempurna” (HR. Thabrani)
Menurut para ulama, kata itqaan berarti dikerjakan secara teratur, sesuai dengan target dan sempurna. Hal ini berarti mengerjakan sesuatu secara teratur, sesuai target dan sempurna merupakan sesuatu yang dicintai oleh Allah. Prinsip-prinsip ini sejalan dengan prinsip-prinsip manajemen secara umum yaitu merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Secara tidak langsung prinsip-prinsip manajemen tersebut sangat dianjurkan dalam Islam dalam mengerjakan segala sesuatu.
Lebih lanjut, konsep tentang manajemen organisasi dapat kita temukan lebih rinci dalam surat Ash-Shaff ayat 1 – 14. Salah satu surat Madaniyah ini mengupas secara rinci tentang konsep berjamaah di dalam Islam.. Ketika kita membuka kembali ayat-ayat yang terukir indah dalam surat Ash Shaff, akan banyak sekali kandungan tentang manfaat serta konsep-konsep dalam berorganisasi. Hal ini memang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW pada masa berdakwah di Madinah, saat surat ini diturunkan. Dimana, pengokohan organisasi dan kejamaahan adalah fokus utama dakwah Rasulullah SAW di Madinah, berbeda dengan fokus dakwah Rasulullah SAW ketika di Mekkah yang fokus pada pengokohan aqidah dan ruhiyah ummat Islam masa itu. Dalam surat ini, terdapat lima konsep besar yang harus ada untuk mewujudkan organisasi yang kokoh.Yaitu, kesesuaian konsep dan pelaksanaan dalam organisasi, soliditas tim, ketepatan mengukur dan mengetahui kekuatan dan tantangan, konsep kesungguhan dalam bekerja dan berjuang, serta memiliki kader yang militan (kader yang solid).
Pertama, untuk mewujudkan organisasi yang kokoh diperlukan adanya kesesuaian konsep (perkataan) atau visi & misi dan pelaksanaan (at tawafuq bainal qouli wal amal). Hal ini tercantum dalam ayat 1 – 3. Dijelaskan dalam ayat ini, bahwa seruan-seruan ini hanya ditujukan untuk orang-orang beriman dan tidak untuk semua orang. Artinya bahwa, sebagai orang beriman harus memahami dan melaksanakan hal tersebut. Selain itu, yang diseru di sini adalah orang-orang beriman bukan hanya satu orang beriman. Dan di sinilah pesan konsep kejamaahannya (keorganisasiannya). Kesesuaian antara konsep (perkataan) dan pelaksanaan artinya tidak hanya lihai merumuskan ide yang tidak diiringi dengan amal nyata. Justru keduanya harus berjalan dengan sinergi antara konsep dan pelaksanaan. Organisasi itu harus mempunyai konsep cara bekerja. Bukan hanya sekedar mempunyai kemampuan bekerja tetapi juga menguasai cara bekerja. Penguasaan cara bekerja akan memudahkan bagaimana mencapai tujuan berkerja.
Kedua, dalam ayat keempat surat ini disebutkan bahwa Allah SWT menyukai mukmin yang berjuang dalam sebuah bangunan yang kokoh. Ciri dari bangunan yang kokoh adalah seluruh komponen di dalamnya saling menguatkan satu dengan yang lain. Dapat dirinci, bahwa soliditas organisasi memiliki tiga ciri, yaitu: masing-masing komponen didalamnya bisa menguatkan satu dengan yang lain, bersinergi dalam bekerja serta memiliki program yang jelas, termasuk pembagian pelaksanaan program (pembagian potensi dan pemanfaatan kemampuan). Dalam hal ini, diperlukan adanya ketepatan di dalam penempatan orang. Siapa yang harus jadi tiang, jendela, atap, dsb.
Ketiga, dalam ayat 5 – 9 dijelaskan tentang tantangan yang dihadapi oleh para nabi dan rasul. Dari ayat ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa perlunya untuk mengukur tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam kerja-kerja organisasi. Jika kita mengetahui ukuran tantangan itu, maka kita bisa membuat program yang bisa mengatasi tantangan tersebut. Kegagalan dalam mengukur tantangan yang akan dihadapi, akan mengakibatkan ketidakjelasan merumuskan tahap-tahap pelaksanaan amal sehingga bisa terjebak dalam suatu amal yang bersifat asal-asalan. Tantangan yang perlu diukur adalah semua tantangan baik dari dalam maupun luar organisasi. Pada ayat 9, dijelaskan bahwa visi kerosulan-lah yang bisa digunakan untuk mengeliminir tantangan-tantangan tersebut.
Keempat, dijelaskan bahwa untuk membangun sebuah organisasi yang kokoh diperlukan adanya sebuah konsep perjuangan organisasi. Dan sebuah konsep perjuangan itu hendaknya sebuah konsep yang mengandung motivasi serta makna optimisme yang jauh dari konsep perjuangan yang ‘menakutkan’ (tidak realistis dan membuat komponen di dalamnya ragu dapat melaksanakannya atau tidak). Hal ini dapat dilihat pada ayat 10 -13 surat ini, yang menjelaskan indahnya sebuah konsep berjuang besungguh-sungguh di jalan-Nya.
Kelima, dalam ayat 14 surat ini, dijelaskan bahwa keberhasilan suatu perjuangan dalam organisasi juga ditentukan dengan ada tidaknya kader-kader militan di dalamnya. Militan ini terkait dengan makna komitmen, konsistensi, keseimbangan (tawazunitas), ketaatan serta kecintaan. Karena memang amal yang baik dari seorang kader organisasi tidak akan bisa terwujud tanpa lima hal di atas. Dan dengan memiliki kader yang militan, amal-amal terbaik akan dihasilkan dalam organisasi.
Di dalam organisasi juga diperlukan adanya ruuh (semangat) organisasi. Dan ruuh organisasi ditentukan oleh sistem yang ada dalam organisasi, kualitas sang pemimpin, sejauh mana organisasa mempunyai semangat kompetisi dengan yang lain serta sejauh mana memadukan semangat dan ilmu yang dimiliki.
Wallahu a’lam bishawab
Dikutip dari berbagai sumber

Friday 27 September 2013

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model pembelajaran ini pertama diterapkan di Amerika serikat, berakar dari upaya Dr. George Lozanov seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya “suggestology” atau suggestopedia“. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negatif .
Ia mengemukakan istilah “suggestology” adalah “pemercepatan belajar” (accelerated learning)  yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi “kegembiraan”. Dengan kegembiraan dapat terbangun emosi positif, seseorang yang dapat membangun emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia akan dapat menghadirkan suasana gembira.
Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif:
1. joy (kegembiraan),
2. interest (ketertarikan),
3. contentment (kepuasaan atau kelegaan),
4. dan love (cinta atau kasih sayang).
Metode Quantum Learning merupakan metode yang berusaha untuk mengubah belajar yang berbeda dibandingkan dengan belajar pada umunya. Quantum Learning berfokus pada proses belajar yang menyenangkan dan berhasil. Quantum Learning menguraikan  cara-cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapain yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Quantum Lerning berusaha menggabungkan peningkatan multisensori dan multi kecerdasan dengan otak yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan siswa untuk berprestasi (Deporter, 2002).
Dalam dunia fisika, Porter dkk mendefinisikan quantum sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”.
Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Manfaat metode QL ini untuk meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap situasi dan memanfaatkannya untuk diri sendiri dan orang lain. QL membawa seseorang menjadi individu yang selalu menggunakan ” belajar aktif “ . Belajar aktif  berarti seseorang berperan dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa yang ada. Seorang pelajar aktif akan terbuka terhadap pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan. Dasar pemikirannya adalah agar seseorang berani untuk melakukan eksplorasi, mencoba hal-hal yang baru dan cara-cara baru untuk memperoleh pengetahuan.
Dikutip dari berbagai sumber

Tuesday 5 March 2013





Bismillahirrahmanirrahiim.
Ikhwatifillah yang dirahmati Allah Swt, dalam tulisan kali ini saya akan mengingatkan antum (baca: aktivis dakwah kampus) akan sebuah ayat dalam Al-Quran yang sering dijadikan hafalan sebagai tugas dalam rekrutmen kader baru, yaitu surat Al-Imran ayat 110 yang artinya:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah…..”
Yang saya garis bawahi dan cetak tebal akan menjadi pembahasan di tulisan ini, yaitu “khoiru ummah” atau ummat terbaik. Umat islam telah disiapkan Allah untuk hadir menjadi umat terbaik yang selalu siap menebarkan rahmat bagi semesta. Proyek penyiapan SDM unggul menuju peradaban madani ini dituangkan secara terang benderang dalam al-Quran. Kalau kita melakukan napak tilas turunnya ayat demi ayat dalam al-Quran, kita akan menemukan kesungguhan islam untuk mempersiapkan umatnya menjadi the best. Tiga surat pertama yang diturunkan Allah saja sudah cukup menjelaskan tentang kesungguhan itu.
Surah yang pertama turun adalah surat al-‘Alaq 1-5. Surah yang pertama kali turun ini berbunyi “Iqra” Bacalah! Allah memerintahkan kita untuk membaca. Membaca disini bukan hanya terbatas pada membaca buku atau tulisan-tulisan yang tampak, tapi juga membaca diri dan potensi-potensinya serta membaca alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. Dilanjutkan dengan ayat yang berbunyi “Alladzii ‘allama bil qolam” yang mengajarkan manusia dengan perantaraan qolam atau pena. Ayat ini mengisyaratkan agar bacaan yang sudah kita baca, dimasukan ke dalam hati dan otak harus dituangkan ke dalam tulisan dengan media al-qolam atau pena. Secara tersirat, dalam surat ini Allah Swt., menyuruh kita untuk melatih kecerdasan intelektual (IQ) kita dengan cara banyak membaca, kemudian menuangkannya ke dalam tulisan.
Surah yang kedua adalah Al-Muzammil. “Qumillaila illa qoliilaa”, (Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), di ayat selanjutnya ada yang berbunyi “Rottilil quraana tartiilaa.” (Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan). Kalau surah pertama adalah perintah untuk mengasah kecerdasan intelektual yang berbasis iman dengan membaca dan menulis, surah kedua ini bertujuan untuk mengasah kecerdasan spiritual dengan melakukan qiyamullail, tilawah al-quran dan beribadah secara intensif (tabattul).
Surah berikutnya adalah Al-Muddatsir. Setelah Allah mempersiapkan umat islam untuk cerdas secara intelektual dan spiritual yang terkandung dalam surah pertama dan kedua, di surah yang ketiga ini (al-Muddatsir) Allah memerintahkan kita untuk melakukan action atau aksi (qum fa-andzir). Aksi yang dimaksud adalah apa yang disebutkan dalam surat Al-imran ayat 110, “menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” Dengan memadukan ketiga kecerdasan inilah (intelektual, spiritual dan aksi) nabi Muhammad Saw, tercatat sebagai manusia yang paling berpengaruh yang pernah hidup di bawah kolong langit ini. Selanjutnya, manusia-manusia hebat lainnya terus lahir dari Rahim islam. Kita mengenal khulafaurrasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Syafi’I, Imam Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan segudang tokoh lainnya.
Sudah jelas tercantum dalam Al-Quran pedoman hidup untuk kita jalani, tak perlu lagi kita mencari-cari pedoman hidup yang lain yang jusru akan membawa kita kepada kehancuran. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al-Isra:9). Mari kita kembali kepada Al-quran dan aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Wallahu’alamubishowab..
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!