Tuesday, 7 March 2017


Pada setiap zaman, Allah mengirimkan wakilnya di bumi untuk menjaga AlQuran, menjadi pembela dan meluruskan segala bentuk penyimpangan. Allah sendiri telah berjanji akan menjaga dan memelihara AlQuran. Hal tersebut termaktub dalam firmanNYA:
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)
Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan memeliharanya dari penambahan, pengurangan, maupun pengubahan (Asy-Syinqithi t, 2/225)
Tidak seorang pun yang berusaha memalingkan salah satu makna pada Al-Qur’an, melainkan Allah Subhanahu wata’ala pasti mendatangkan orang yang akan menjelaskan kebenaran yang nyata. Ini merupakan salah satu tanda keagungan ayat-ayat Allah Subhanahu wata’ala dan kenikmatan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin.
Kita ambil contoh misalnya ketika ada pernyataan dan pemahaman bahwa ALQURAN ITU MAKHLUK, yang dilontarkan oleh penguasa kala itu yaitu khalifah Al-Makmun yang mulai menyeruak pada tahun 212 Hijriyah. Pernyataan tersebut dipaksakan kepada rakyatnya untuk diyakini dan diikuti. Jika tidak mau mengikuti keyakinan sang penguasa, maka harus siap mendapat intimidasi dan penyiksaan. Tak terkecuali kepada para ulama pada masa itu.
Untuk menjaga dan memelihara AlQuran dari pemahaman sesat tersebut, Allah memilih Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah sebagai wakilnya di bumi untuk meluruskan penyimpangan tersebut.
Meskipun para ulama lain dgn terpaksa melakukan "taqiyyah" (berpura-pura), menuruti keinginan sang penguasa karena diancam dan tidak tahan dengan siksaan yang mereka terima, Namun, Imam Ahmad tetap kokoh dan teguh pada pendirian dan mempertahankan keyakinannya bahwa AlQuran adalah firman Allah, bukan makhlukNya. Bila saja waktu itu Imam Ahmad menyerah pada penguasa, mungkin sampai hari ini kita juga akan meyakini bahwa AlQuran itu Makhluk.


Dan hari ini, di Indonesia, (kasusnya kita semua pasti tahu) menyeruak sebuah pernyataan dan pemahaman bahwa diperbolehkannya bagi muslim untuk memilih pemimpin kafir. Bahkan ada pernyataan "Lebih baik memilih pemimpin kafir tapi jujur, dari pada pemimpin muslim tapi korupsi". Padahal Allah telah berfirman di banyak ayat-ayatnya (Almaidah : 51 dan 57, An-nisa :138 dan 144, Al-Imran : 28 dan 149-150,  At-taubah : 23, Al-Mujadalah : 22) tentang larangan menjadikan kafir sebagai pemimpin.
Bila hari ini kita diam dan mengikuti pemahaman yang menyimpang tersebut, apa jadinya dengan pemahaman anak dan cucu kita nanti?
Dan bisa jadi Allah telah memilih Habib Rizieq Shihab dan kawan kawannya sebagai wakilNya di bumi Indonesia ini sebagai janji Allah untuk memelihara AlQuran.

Wallahu'alamu bishawab..

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!