Alhamdulillah, kita sudah memasuki pertengahan Bulan Ramadhan dan sebentar lagi memasuki 10 hari terakhir. Fenomena yang
biasanya terlihat adalah adanya progress / kemajuan dalam shaf jama'ah solat.
Maksudnya adalah shaf-nya makin maju, karena jama'ahnya berkurang. Wkwkwk..
Ramadhan adalah bulan tarbiyyah atau pendidikan. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mendidik diri kita dan anak-anak kita untuk memiliki kebiasaan shalat berjama'ah di masjid, terutama untuk anak laki-laki.
Ramadhan adalah bulan tarbiyyah atau pendidikan. Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mendidik diri kita dan anak-anak kita untuk memiliki kebiasaan shalat berjama'ah di masjid, terutama untuk anak laki-laki.
Kita bertanggungjawab mengajarkan anak untuk sholat, karena itu
merupakan salah satu amanah yang sangat penting dan berat bagi orang tua.
Mengajar dan mendidik anak untuk sholat tidak semudah kita mengajarkan ABC atau
123.
Realitas yang terjadi sekarang adalah, anak sangat susah apabila disuruh
solat, dan lebih memilih bermain gadget atau menghabiskan waktunya di warnet.
Kenapa hal itu terjadi? Tanyakan pada diri anda sendiri, atau pada rumput yang bergoyang.
Berikut, beberapa hal yang harus dilakukan untuk membiasakan shalat pada anak.
1) Ibu bapak teladan yang baik.
Kenapa hal itu terjadi? Tanyakan pada diri anda sendiri, atau pada rumput yang bergoyang.
Berikut, beberapa hal yang harus dilakukan untuk membiasakan shalat pada anak.
1) Ibu bapak teladan yang baik.
Ibu bapak ialah teladan yang terbaik dan terdekat untuk diikuti oleh
anak. bapak yang slalu pergi ke masjid, dan mama-nya yang slalu siap, ketika
mendengar adzan dan mengatakan pada anak untuk sholat berjema'ah merupakan cara
yang paling efektif untuk membiasakan shalat pada anak.
Jangan pernah menyuruh anak untuk shalat, sedangkan kita masih asyik
menonton televisi atau mengerjakan hal yang lain, karena itu akan menjadi
alasan bagi anak untuk menolak perintah tsb. Ajaklah anak bersama anda untuk mengerjakan sholat
secara berjama'ah.
Kebiasaan shalat harus dimulai sejak dini, bahkan ketika bayi masih
dalam kandungan atau baru lahir.
Untuk umur anak 0 – 2 tahun, wujudkan suasana yang shaleh shalehah.
Biarpun anak-anak ketika kecil, belum faham dan mengerti, tapi
lingkungan yang islami akan menjadikan suasana biasa. Dia terbiasa melihat ibu
dan bapaknya shalat tepat waktunya, shalat berjama'ah, dan tau tentang adzan
dan mendengarkan bacaan ayat-ayat al-qur’an. Berkata-lah dengan kata
menyenangkan dan juga bercerita dengan sianak, contohnya ”Tunggu di sebelah
Ayah / ibu ya nak, Ibu mau shalat.” Atau bisa juga ”Terima kasih anakku
sayang karena telah tunggu Ayah/ibu shalat.”
Ajaklah anak anda ketika berumur anak 2 – 3 tahun.
Ajaklah anak anda ketika berumur anak 2 – 3 tahun.
Kita sebagai ibu dan ayah tidak perlu merasakan jenuh untuk slalu
mengajak anak shalat. Biarpun mereka tidak biasa dengan ajakkan kita. Walau
mereka hanya mendengarkan dan tiada mengikuti, teruslah menyebut tiap kali kita
mau shalat. ”yukk ikut Ummi/Abi shalat!”
Untuk anak umur 4 – 6 tahun – tanamkan kepada anak tentang buat apa kita
shalat?
Telah tiba waktunya buat ibu ayah berkisah tentang pentingnya shalat
pada anak anda. Mengajarkan anak lewat dongeng atau cerita, bisa memberi
gambaran yang bagus dan jelas pada anak. Katakan pada anak-anak secara sering tentang masjid.
Ajaklah anak ke masjid. Kenalkan ahklak adab-adabnya, shalat jama'ah, hubungan
sosial masyarakat dengan jama'ah yang lain dan lain sebagainya.
Kepada umur ini pula ibu ayah telah bisa mengantar anak ke TK Islamiyah yang mengajarkan anak tentang shalat biar anak lebih mengerti dan senang untuk shalat.
Untuk Umur 7 – 9 tahun – Penekanannya dan tanggungjawab.
Kepada umur ini pula ibu ayah telah bisa mengantar anak ke TK Islamiyah yang mengajarkan anak tentang shalat biar anak lebih mengerti dan senang untuk shalat.
Untuk Umur 7 – 9 tahun – Penekanannya dan tanggungjawab.
Ini merupakan tahun pengokohan bagi dasar shalat untuk anak. Ibu dan
ayah telah menunjukkan teladan, ajakan dan pemahamannya dari sejak lahir.
Masa ini anak seharusnya telah tau apa saja yang penting dikerjakan ketika
adzan, cara mengambilkan air wudhu, gerakan shalat dan bacaannya di dalam
shalat.
Biarpun belum lancar dan tidak cermat, setidak-nya anak telah ada dasar. Ketika mencapai umur 9 tahun, ibu dan ayah harus mulai sedikit tegas dan selalu ingatkan anak untuk shalat.
Biarpun belum lancar dan tidak cermat, setidak-nya anak telah ada dasar. Ketika mencapai umur 9 tahun, ibu dan ayah harus mulai sedikit tegas dan selalu ingatkan anak untuk shalat.
Untuk umur 10 tahun ke atas – berikan Denda dan hukumannya.
Dalam hadist bab shalat, Nabi muhammad Saw membenarkan kita untuk
memukul mereka yang tidak shalat ketika anak mencapai umur 10 tahun. Namun
sebelum ayah ibu memukul, apakah kita sudah memberikan pengertian serta teladan
yang baik buat anak?
Tidak mudah untuk ibu dan ayah menjatuhi hukuman dan memukul anaknya. senantiasa
kita Semoga menjadi pemimpin yang adil dalam menentukan hukuman dan denda
terhadap anak-anak.
2) Cipatakan suasana masjid yang nyaman buat anak.
Bisa jadi, tidak betahnya anak di masjid, dikarenakan perilaku
orang-orang dewasa yang selalu memarahi dan membentak mereka apabila bercanda
di masjid.
Kita mesti memahami usia anak-anak yang masih senang bermain. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana yang nyaman di masjid bagi anak. Sediakanlah area bermain dekat masjid agar anak-anak senang berlama-lama di masjid dari pada di warnet atau bermain Gadget.
Kita mesti memahami usia anak-anak yang masih senang bermain. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana yang nyaman di masjid bagi anak. Sediakanlah area bermain dekat masjid agar anak-anak senang berlama-lama di masjid dari pada di warnet atau bermain Gadget.
3) Yang terakhir Doa
Mungkin anda pernah mendengar kisah seorang bapak yang mengeluh kepada
seorang ustadz tentang anak-nya yang sangat susah diajak shalat.
Sang ustadz pun kemudian menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke salah satu sahabatnya yang merupakan orang biasa (bukan orang yang ahli agama).
Sang Ustadz pun mengobrol dengan sahabatnya tsb. Tak terasa waktu sudah memasuki ashar dan kemudian terdengar suara adzan dari masjid. Tak lama kemudian, anak laki-laki sahabat ustadz itu pun keluar dan mengajak ayahnya untuk sholat. Ustadz pun kagum pada anak sahabatnya itu. Walaupun masih kecil, namun sudah rajin shalat berjama'ah.
Sang ustadz pun kemudian menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke salah satu sahabatnya yang merupakan orang biasa (bukan orang yang ahli agama).
Sang Ustadz pun mengobrol dengan sahabatnya tsb. Tak terasa waktu sudah memasuki ashar dan kemudian terdengar suara adzan dari masjid. Tak lama kemudian, anak laki-laki sahabat ustadz itu pun keluar dan mengajak ayahnya untuk sholat. Ustadz pun kagum pada anak sahabatnya itu. Walaupun masih kecil, namun sudah rajin shalat berjama'ah.
Selesai shalat, sang ustadz bertanya kepada sahabatnya tentang cara dia
membiasakan shalat pada anaknya. Diapun menjawab tak tahu persisnya, namun dia
yakin bahwa itu semua karena dia selalu mengamalkan do'a Nabi Ibrahim As dari
sejak anaknya masih dalam kandungan bahkan dari sejak dia baru menikah dengan
istrinya.
Doa itu berbunyi :
Luar biasa! itulah kekuatan Do'a!
Wallau'alamu bishowab..