Hari
ini, setelah pulang dari tempat mengajar, aku mendapat kabar yang sangat
menyedihkan dari adikku. Miko meninggal dunia. Awalnya Aku merasa ada yang
berbeda, kenapa akhir-akhir ini, Miki, saudara perempuannya selalu bermain
sendiri. Biasanya mereka selalu bersama. Main bersama, makan bersama, bahkan
tidurpun selalu bersama. Akhirnya aku tanyakan kepada adikku tentang Miko.
Sebelumnya,
yang aku tahu, Miko terkena sakit panas, setelah bermain-main dengan dua ekor
tikus rumah yang ditangkap oleh bapak. Kulihat Miko hanya terbaring tidur,
ditemani adiknya Miki, yang mungkin merasa empati dengan sakit kakaknya.
Kemudian ibu memberinya obat penurun panas, namun tak kunjung sembuh. Miko yang
hiperaktif sekarang terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurnya. Bahkan
makanannya pun tidak dimakan. Aku merasa kasihan melihat kondisi Miko
akhir-akhir ini. Aku seolah-olah merasakan apa yang dialami olehnya. Beberapa
kali ku elus kepalanya dengan lembut, memberikan semangat kepadanya. Namun
takdir Allah berkata lain, Miko ditemukan oleh ibu, berbaring tak bernyawa di
selokan rumah tetangga.
Ku
teringat ketika pertama kali berjumpa dengan dia dan adiknya, Miki. Sekitar dua
bulan setelah menikah, ibu membawa mereka berdua, pemberian dari teman di
kantor tempat ibu bekerja. Mereka masih sangat kecil dan sangat lucu. Kemudian mereka
diberi nama Miko dan Miki. Miko memiliki warna kulit putih dengan bercak hitam
di punggung dan perut. Sedangkan Miki berwarna putih dengan bercak kuning tua
di punggung dan perutnya. Awalnya aku merasa agak risih dan jijik, karena Miko
dan Miki kadang buang air di dalam rumah, sehingga menimbulkan bau yang tidak
sedap. Namun akhirnya aku mulai terbiasa.
Tak
terasa, Miko dan Miki tumbuh besar dan dewasa. Karena tidak memungkinkan untuk
tetap tinggal di dalam rumah, juga karena istriku telah mengandung 3 bulan, Bapak
membuatkan rumah sederhana dari kardus di luar rumah untuk mereka tidur. Hari
demi hari berlalu aku mulai jatuh hati dan timbul rasa sayang kepada mereka.
Aku ingin rasa sayangku kepada mereka seperti sayangnya NABI Muhammad SAW kepada Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu tidurnya, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.
Aku ingin rasa sayangku kepada mereka seperti sayangnya NABI Muhammad SAW kepada Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu tidurnya, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.
Ketika Nabi kembali ke rumah, Mueeza terbangun dan merunduk sujud kepada
majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus
lembut ke badan mungil Mueeza. Nabi menyayangi Mueeza layaknya menyanyangi
keluarga sendiri.
Miko
sangat lucu dan lincah, sedangkan Miki agak pendiam. Miko terkadang bertingkah
laku yang membuatku gemas dan tertawa. Miko dan Miki suka berebut makan. Miki
lebih banyak mengalah, membiarkan Miko, kakaknya makan lebih dulu. Namun
terkadang, Miko mempersilahkan adiknya Miki makan terlebih dahulu. Banyak
pelajaran yang aku ambil dari tingkah mereka.
Namun
hari ini, Selasa 01 Desember 2015, bak mendengar petir di siang bolong, aku
mendengar kabar Miko telah tiada, kudoakan kau tenang di alam sana. Kuharap kau tidak lupa kepada adikmu Miki, yang pasti merasa kesepian.
Maafkan kami
yang tak mampu mengurusmu dengan baik. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami.
Selamat
jalan Miko, Sang Kucing kesayangan.
0 comments:
Post a Comment