Tuesday, 5 March 2013





Bismillahirrahmanirrahiim.
Ikhwatifillah yang dirahmati Allah Swt, dalam tulisan kali ini saya akan mengingatkan antum (baca: aktivis dakwah kampus) akan sebuah ayat dalam Al-Quran yang sering dijadikan hafalan sebagai tugas dalam rekrutmen kader baru, yaitu surat Al-Imran ayat 110 yang artinya:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah…..”
Yang saya garis bawahi dan cetak tebal akan menjadi pembahasan di tulisan ini, yaitu “khoiru ummah” atau ummat terbaik. Umat islam telah disiapkan Allah untuk hadir menjadi umat terbaik yang selalu siap menebarkan rahmat bagi semesta. Proyek penyiapan SDM unggul menuju peradaban madani ini dituangkan secara terang benderang dalam al-Quran. Kalau kita melakukan napak tilas turunnya ayat demi ayat dalam al-Quran, kita akan menemukan kesungguhan islam untuk mempersiapkan umatnya menjadi the best. Tiga surat pertama yang diturunkan Allah saja sudah cukup menjelaskan tentang kesungguhan itu.
Surah yang pertama turun adalah surat al-‘Alaq 1-5. Surah yang pertama kali turun ini berbunyi “Iqra” Bacalah! Allah memerintahkan kita untuk membaca. Membaca disini bukan hanya terbatas pada membaca buku atau tulisan-tulisan yang tampak, tapi juga membaca diri dan potensi-potensinya serta membaca alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. Dilanjutkan dengan ayat yang berbunyi “Alladzii ‘allama bil qolam” yang mengajarkan manusia dengan perantaraan qolam atau pena. Ayat ini mengisyaratkan agar bacaan yang sudah kita baca, dimasukan ke dalam hati dan otak harus dituangkan ke dalam tulisan dengan media al-qolam atau pena. Secara tersirat, dalam surat ini Allah Swt., menyuruh kita untuk melatih kecerdasan intelektual (IQ) kita dengan cara banyak membaca, kemudian menuangkannya ke dalam tulisan.
Surah yang kedua adalah Al-Muzammil. “Qumillaila illa qoliilaa”, (Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), di ayat selanjutnya ada yang berbunyi “Rottilil quraana tartiilaa.” (Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan). Kalau surah pertama adalah perintah untuk mengasah kecerdasan intelektual yang berbasis iman dengan membaca dan menulis, surah kedua ini bertujuan untuk mengasah kecerdasan spiritual dengan melakukan qiyamullail, tilawah al-quran dan beribadah secara intensif (tabattul).
Surah berikutnya adalah Al-Muddatsir. Setelah Allah mempersiapkan umat islam untuk cerdas secara intelektual dan spiritual yang terkandung dalam surah pertama dan kedua, di surah yang ketiga ini (al-Muddatsir) Allah memerintahkan kita untuk melakukan action atau aksi (qum fa-andzir). Aksi yang dimaksud adalah apa yang disebutkan dalam surat Al-imran ayat 110, “menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” Dengan memadukan ketiga kecerdasan inilah (intelektual, spiritual dan aksi) nabi Muhammad Saw, tercatat sebagai manusia yang paling berpengaruh yang pernah hidup di bawah kolong langit ini. Selanjutnya, manusia-manusia hebat lainnya terus lahir dari Rahim islam. Kita mengenal khulafaurrasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Syafi’I, Imam Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan segudang tokoh lainnya.
Sudah jelas tercantum dalam Al-Quran pedoman hidup untuk kita jalani, tak perlu lagi kita mencari-cari pedoman hidup yang lain yang jusru akan membawa kita kepada kehancuran. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al-Isra:9). Mari kita kembali kepada Al-quran dan aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Wallahu’alamubishowab..

2 comments:

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!