Bismillahirrahmanirrahiim.
Ikhwatifillah
yang dirahmati Allah Swt, dalam tulisan kali ini saya akan mengingatkan antum
(baca: aktivis dakwah kampus) akan sebuah ayat dalam Al-Quran yang sering
dijadikan hafalan sebagai tugas dalam rekrutmen kader baru, yaitu surat
Al-Imran ayat 110 yang artinya:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar dan beriman kepada Allah…..”
Yang
saya garis bawahi dan cetak tebal akan menjadi pembahasan di tulisan ini, yaitu
“khoiru ummah” atau ummat terbaik. Umat islam telah disiapkan Allah untuk hadir
menjadi umat terbaik yang selalu siap menebarkan rahmat bagi semesta. Proyek
penyiapan SDM unggul menuju peradaban madani ini dituangkan secara terang
benderang dalam al-Quran. Kalau kita melakukan napak tilas turunnya ayat demi
ayat dalam al-Quran, kita akan menemukan kesungguhan islam untuk mempersiapkan
umatnya menjadi the best. Tiga surat pertama yang diturunkan Allah saja sudah
cukup menjelaskan tentang kesungguhan itu.
Surah
yang pertama turun adalah surat al-‘Alaq 1-5. Surah yang pertama kali turun ini
berbunyi “Iqra” Bacalah! Allah memerintahkan kita untuk membaca. Membaca disini
bukan hanya terbatas pada membaca buku atau tulisan-tulisan yang tampak, tapi
juga membaca diri dan potensi-potensinya serta membaca alam semesta sebagai
tanda-tanda kebesaran Allah. Dilanjutkan dengan ayat yang berbunyi “Alladzii
‘allama bil qolam” yang mengajarkan manusia dengan perantaraan qolam atau pena.
Ayat ini mengisyaratkan agar bacaan yang sudah kita baca, dimasukan ke dalam
hati dan otak harus dituangkan ke dalam tulisan dengan media al-qolam atau
pena. Secara tersirat, dalam surat ini Allah Swt., menyuruh kita untuk melatih
kecerdasan intelektual (IQ) kita dengan cara banyak membaca, kemudian
menuangkannya ke dalam tulisan.
Surah
yang kedua adalah Al-Muzammil. “Qumillaila illa qoliilaa”, (Bangunlah
(untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), di ayat
selanjutnya ada yang berbunyi “Rottilil quraana tartiilaa.” (Dan
bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan). Kalau surah pertama adalah
perintah untuk mengasah kecerdasan intelektual yang berbasis iman dengan
membaca dan menulis, surah kedua ini bertujuan untuk mengasah kecerdasan
spiritual dengan melakukan qiyamullail, tilawah al-quran dan beribadah secara
intensif (tabattul).
Surah
berikutnya adalah Al-Muddatsir. Setelah Allah mempersiapkan umat islam untuk
cerdas secara intelektual dan spiritual yang terkandung dalam surah pertama dan
kedua, di surah yang ketiga ini (al-Muddatsir) Allah memerintahkan kita untuk
melakukan action atau aksi (qum fa-andzir). Aksi yang dimaksud adalah apa yang
disebutkan dalam surat Al-imran ayat 110, “menyuruh kepada yang makruf,
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” Dengan memadukan ketiga
kecerdasan inilah (intelektual, spiritual dan aksi) nabi Muhammad Saw, tercatat
sebagai manusia yang paling berpengaruh yang pernah hidup di bawah kolong
langit ini. Selanjutnya, manusia-manusia hebat lainnya terus lahir dari Rahim
islam. Kita mengenal khulafaurrasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Imam Bukhari, Imam
Muslim, Imam Syafi’I, Imam Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan segudang tokoh
lainnya.
Sudah
jelas tercantum dalam Al-Quran pedoman hidup untuk kita jalani, tak perlu lagi
kita mencari-cari pedoman hidup yang lain yang jusru akan membawa kita kepada
kehancuran. “Sesungguhnya
Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar” (Al-Isra:9). Mari kita kembali kepada
Al-quran dan aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Wallahu’alamubishowab..