Friday, 26 May 2017



Alhamdulillah, Allah masih perkenankan saya untuk bertemu dengan bulan Ramadhan tahun 2017 / 1438 Hijriyah. Sesuatu yang harus saya syukuri. Disyukuri dengan cara memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah kepadaNya. Apalagi di Bulan Ramadhan ini segala amal ibadah dilipat gandakan. Maka sudah selayaknya kita memanfaatkan momen langka ini.
Membuat target ibadah selama Ramadhan bukanlah sesuatu yang salah, malah hal tersebut dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabat, tabi'in dan generasi setelahnya.
Sebagai contoh, Rasulullah misalnya, lebih banyak bersedekah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Atau Usman bin Affan, mengkhatamkan Al Quran dalam 2-3 hari. Imam Syafi’i khatam Al-Quran 60 kali selama Ramadhan. Maka dari itu, saya pun membuat target ibadah yang lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lain, tentunya tanpa menjadikannya sebagai beban dan dengan mengukur kemampuan diri sendiri.
Berikut saya tuliskan target pribadi selama Ramadhan, sebagai pengingat bagi diri sendiri dan dengan harapan target tersebut Allah kabulkan dan mudahkan. Aamiin.

No
Aktifitas
Target
Keterangan
1
Tilawah Al Quran + Terjemah
6 Juz
Setiap hari
2
Hafalan Quran
1 jam
Setiap hari
3
Baca Buku
30 menit
Setiap hari
4
Tarawih
30 hari
Setiap hari
5
Tahajjud
min. 4 rakaat
Setiap Malam
6
Dhuha
min. 4 rakaat
Setiap hari
7
Sedekah/infak
Min. 10 ribu
Setiap hari
8
Dzikir Al Matsurat
Pagi dan sore
Bada subuh dan bada Ashar/Magrib
9
Istighfar
100 kali
Setiap hari
10
Sholawat
100 kali
Setiap hari
11
Tasbih, Tahmid, takbir
@100 kali
Setiap bada sholat fardhu
12
I’tikaf
5 kali di tanggal ganjil
10 hari terakhir

Rincian target Tilawah
Membaca 1 juz membutuhkan waktu sekitar 50-60 menit dengan kecepatan sedang. Agar lebih terjadwal, saya akan mencantumkan waktunya.
Pukul
Jumlah juz
03 – 04
1 juz
05 – 07
2 juz
11 – 12
1 juz
17 – 18
1 Juz
21 - 22
1 juz
Jika tidak tercapai juz di siang hari, maka saya akan menuntaskannya di malam hari sebelum tidur.

Demikian target pribadi selama bulan Ramadhan tahun ini. Apabila tercapai, saya akan menambah target untuk tahun depan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemari, bulan ini harus lebih baik dari bulan kemarin, dan Tahun ini harus lebih baik dari tahu kemarin. Semoga Allah mengizinkan kita semua bertemu Ramadhan tahun depan. Aamiin. InsyaAllah

Ini targetku, bagaimana targetmu?

Saturday, 6 May 2017


Jika mengamati kebiasaan tidur dan bangun-nya seorang bayi, terutama my krucil, Gerhana, jam berapapun dia tidur, baik itu tidur setelah magrib atau setelah isya, bahkan tidur larut malampun, dia pasti terbangun sekitar pukul 2 atau 3 atau 4 dini hari, walaupun hanya sekedar minta ASI. Dan itu membuat kami, orangtuanya ikut2an bangun. Hal tersebut terjadi hampir setiap malam. Pasti yang memiliki bayi pernah merasakannya.
Dari hal tersebut, kami menyimpulkan bahwa memang fitrah setiap manusia itu seharusnya dalam kondisi bangun di waktu sepertiga malam. Baik itu pukul 2, atau 3 atau 4 dini hari menjelang subuh.
Ada apa dengan waktu sepertiga malam?
Jawabannya ada dalam firman Allah swt dalam surat Al-Muzzammil ayat 1-3, yaitu perintah utk Qiyaamullail. Dan saya mempercayai bahwa Allah sendiri yang membangunkan hamba-hambanya di waktu tersebut dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara yang saya sebutkan di atas.
Namun terkadang, manusia tidak peka dengan petunjuk-petunjuk dan cara -cara Allah. Ketika kita bangun di tengah malam, karena kebelet pipis. Setelah melihat jam masih pukul 2, tidur lagi. Kemudian Allah bangunkan lagi pukul 3 dengan suara alarm, juga enggak ngefek. Bangun sih, buat matiin alarm, setelah itu tidur lagi. Walhasil Sholat Subuhnya kesiangan.
Begitu pula dengan seluruh kehidupan kita. Petunjuk - petunjuk kebenaran itu selalu Allah datangkan kepada hamba-hambanya, dengan cara-cara yang mungkin tidak kita duga. Bahkan mungkin saja petunjuk itu datang dari orang-orang yang kita anggap rendah atau dari orang yang kita benci.
Jika kita lihat fenomena sekarang ini di Indonesia, khususnya kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur petahana DKI Jakarta, muncul perdebatan tentang tafsir Alquran surat Al-Maidah ayat 51. Banyak Ulama yang tidak membolehkan menjadikan orang kafir menjadi pemimpin, tidak sedikit pula ulama yang membolehkan.
Pertanyaannya adalah pendapat ulama manakah yang harus kita ikuti?
Yang manakah tafsir yang benar sesuai yang Allah maksudkan dalam surat tersebut?
Mari kita amati petunjuk-petunjuk dari ALLAH.
Pertama, aksi damai 212. Sebetulnya dari aksi ini saja, kita seharusnya menyadari petunjuk dari ALLAH kepada siapa DIA berpihak. Bagaimana kita lihat jalannya aksi berlangsung super damai, meskipun diikuti oleh jutaan orang. kemudian, orang - orang berebutan membagikan makanan, tidak ada yang kelaparan, cuaca pun sangat mendukung, apalagi saat akan melaksanakan shalat jumat, Allah mendatangkan hujan untuk berwudhu, yang mana saat itu, mobil-mobil penyuplai air, sedang kehabisan stok air. Masha Allah.
Petunjuk kedua. Kunjungan Dr. Zakir Naik ke Indonesia. Tentu ini bukan merupakan sebuah kebetulan, Dr. Zakir Naik sedang melakukan safari dakwahnya di benua ASIA, melainkan sebuah skenario dari Allah. Dengan tegas Dr. Zakir Naik mengatakan jika dihadapkan kepada pilihan antara pemimpin muslim dan kafir, maka pilihlah pemimpin muslim, meskipun pemimpin kafir tersebut mampu membangun kota 10 kali bahkan 100 kali lebih baik dari pemimpin muslim.
mungkin masih banyak petunjuk-petunjuk lainnya. So, mari kita buka mata dan hati kita agar dapat peka terhadap kode-kode kebenaran dari Sang Pencipta alam semesta.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!