Monday, 18 February 2013


Rasulullah SAW, Sang Pemilik Kecerdasan Multidimensi


Jauh berabad-abad yang lalu sebelum Daniel Goleman mempopulerkan istilah Emotional Quotient (kecerdasan emosional), Rasulullah SAW, telah mengajarkan EQ kepada kaum muslim melalui akhlak perilaku yang tiada duanya di dunia ini. Rasulullah SAW., telah menunjukan betapa akhlaknya yang mulia mampu membawanya sebagai manusia paling berpengaruh di dunia ini. Karena itu, asumsi Goleman bahwa yang paling mempengaruhi kesuksesan seseorang bukanlah IQ, melainkan EQ bisa dibenarkan ketika melihat contoh paling nyata pada diri Muhammad SAW.
Rasulullah saw. dipercaya dan dihormati karena ketinggian akhlaknya. Ia dicintai karena curahan kasih sayangnya yang tiada tara kepada umat manusia. Ia diagungkan karena kerendahan hatinya, demikian hingga kecerdasan emosional yang dimiliki Rasulullah ini menjadi buah kerinduan yang membuat umatnya kerap menitikan air mata dan ingin berjumpa dengan beliau walau sekedar lewat mimpi.
Jadi, ketika membaca apa yang diuraikan oleh Goleman tentang EQ, sebenarnya hal tersebut bukanlah barang baru bagi kaum muslim karena telah pula termaktub di dalam AL-Qur’an dan Assunah. Pun ketika ada pendapat yang mengatakan Spiritual Quotient (SQ) sebenarnya lebih menentukan sukses karena gabungan dari IQ dan EQ, kita tidak perlu terkejut. Karena hal tersebut telah pula ditunjukan oleh Rasulullah. Siapa yang masih meragukan kuatnya ibadah Rasulullah?
Dan terakhir ketika ahli yang lain memperkenalkan istilah Adversity Quotient (kecerdasan kegetiran/penderitaan), apa yang kurang jika kita bandingkan dengan sepanjang hidup Rasulullah yang penuh kegetiran. Kegetiran hidup memperbesar rasa empati pada dirinya dan memperkuat keyakinannya untuk mempertahankan hidup (survival) dengan menggabungkan kerja dan ibadah sebagai satu tarikan nafas yang sinergi. Pendeknya, Rasulullah saw, memiliki kecerdasan multidimensi.

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!