Malam kemarin aku menerima
sebuah pesan di facebook dari seorang sahabat, “Saudaraku, beri aku nasihat …”
Aku sempat tertegun membacanya, sambil menghela nafas kata-kata itu seperti
menembus relung terdalam bathinku yang sedang berteriak keras, bahwa sejujurnya
saat ini akulah yang seharusnya lebih banyak mengirimkan pesan semacam itu
kepada semua sahabat, saudaraku dimana saja.
Sungguh aneh rasanya
jika ada orang yang enggan menerima nasihat, dan lebih aneh lagi jika ternyata
ada orang yang gemar berkata-kata tanpa banyak menggunakan telinganya untuk
mendengarkan orang lain. Dilihat dari struktur indera yang kita miliki,
seharusnya setiap manusia sadar bahwa keberadaan dua telinga yang ditempatkan
Allah di kanan dan kiri manusia agar dapat menangkap setiap pesan dan masukan
lebih banyak. Bukan sebaliknya, menutup telinga rapat-rapat sementara membuka
mulut dengan lebar sambil mengeluarkan banyak kata. Fitrah dan kodratnya
demikian.
Allah ciptakan mulut
dengan dua katup bibir yang bisa bergerak menutup dan membuka agar manusia bisa
mengerti kapan waktunya diam dan kapan waktunya bicara. Dua bibir itu pula yang
seharusnya mengontrol gerak lidah yang letaknya didalam rongga mulut. Sudah
jelas, jika bibir tidak terbuka maka lidah pun tidak akan bergerak sehingga tak
ada kata-kata yang keluar. Sedangkan Dia ciptakan sepasang telinga dengan
cuping yang lebar tanpa kemampuan bergerak menutup dan selamanya terbuka. Tentu
saja, karena Allah menginginkan kita terus menerus memasang telinga ini untuk mendengar,
filterisasinya hanya ada di otak manusia yang menyeleksi apakah setiap pesan
yang masuk akan diteruskan ke hati, mata da indera lainnya atau tidak.
Oleh karenanya, kepada sahabat yang malam kemarin mengirimkan pesan untuk meminta nasihat kepadaku, terus terang aku meminta, berlakulah adil kepada saudaramu ini. Bahwa sebenarnya saat ini aku yang jauh lebih memerlukan masukan, agar aku mendapatkan suntikan energi, arah dan motivasi yang lebih segar. Bukankah demikian perintah yang berbunyi dalam Surah Al Ashr, bahwa orang beriman hendaknya saling menasihati. Artinya, jika anda sudah sering mendapatkan nasihat dari saudara anda selama ini, adillah kepadanya dengan memberikan nasihat kepadanya. Tentu saja, ini bukan sekedar latihan bahwa kelak di akhirat mulut ini akan terkunci.
Oleh karenanya, kepada sahabat yang malam kemarin mengirimkan pesan untuk meminta nasihat kepadaku, terus terang aku meminta, berlakulah adil kepada saudaramu ini. Bahwa sebenarnya saat ini aku yang jauh lebih memerlukan masukan, agar aku mendapatkan suntikan energi, arah dan motivasi yang lebih segar. Bukankah demikian perintah yang berbunyi dalam Surah Al Ashr, bahwa orang beriman hendaknya saling menasihati. Artinya, jika anda sudah sering mendapatkan nasihat dari saudara anda selama ini, adillah kepadanya dengan memberikan nasihat kepadanya. Tentu saja, ini bukan sekedar latihan bahwa kelak di akhirat mulut ini akan terkunci.
Wallahu a’lam
bishshowaab.